Katamu, Kataku.

Ingatanku kembali datang ketika memasuki tempat ini. Perpustakaan. Bau buku-buku yang tersimpan rapi di dalam rak, suasana hening yang selalu membuat semua orang yang datang ke sini segan untuk berbicara dan kenangan itu...

Kamu memaksaku untuk datang ke sini. Katamu, perpustakaan adalah tempat terbaik untuk menghibur diri. Kataku, perpustakaan tidak lebih dari tempat paling membosankan yang pernah ada, waktu itu.

Suasana perpustakaan ini tak kunjung berubah sejak empat tahun silam. Masih terawat, sejuk dan nyaman. Terkadang, aku harus beberapa kali mengerjapkan mata agar tidak diserang oleh rasa kantuk. Di situ, di rak buku nomor lima. Rak dimana kutemukan novel yang pertama kali ku baca pada akhirnya. Lupus Kecil, Novel komedi karangan Hilman dan Boim.

Katamu, aku terlalu kekanak-kanakkan memilih novel Lupus. Katamu, masih ada novel lain yang lebih seru. Kataku, tidak mau, waktu itu. Dan kamu, memilih novel yang judulnya saja aku lupa. Terlalu rumit bagiku saat itu.

Sudah satu tahun lamanya aku mulai rutin datang dan mencintai tempat ini. Perpustakaan memang tempat yang paling nyaman. Tidak ada hingar bingar, kamu bisa membaca apapun semaumu. Hingga Bosan. Kini, rindu itu datang lagi. Kamu terlalu jauh sekarang. Dan terlalu sibuk menuntut ilmu di Mc Gill University, Kanada. 

Katamu, perpustakaan di sana jauh lebih menyenangkan. Kataku, hubungan jarak jauh itu menyebalkan, saat ini.

2 comments:

 

Twitter Updates

Meet The Author