satu

senja di awal tahun.
tiga puluh menit berlalu, penuh debar ia menunggu di stasiun kelabu
'hei!' suara lembut itu akhirnya datang.
air mukanya berubah, tampak sumringah.
'aku kangen kamu, tau!' suara lembut itu berucap lagi.
ia tersenyum untuk yang kedua kali.
'apalagi aku," jawabnya. senyumnya semakin mengembang.
mereka berjalan menyusuri koridor stasiun.
satu yang ditunggu itu kini beriringan bersamanya dalam genggaman.
***
dua dan tiga menunggunya di lain dimensi.
ia tak peduli
akan ada waktu untuk bertemu mereka.
akan ada waktu dalam genggaman dan kalimat rindu yang saling beradu.
sore di awal tahun itu, ia habiskan waktunya bersama satu.
hanya saja, satu belum tahu ada angka lain di balik lengan yang ia genggam kini.
 angka lain yang juga sedang terkurung dalam rindu


0 comments:

Posting Komentar

 

Twitter Updates

Meet The Author